Karyawan di Cina diberikan 'cuti suasana hati' karena kurangnya salju
Seorang wanita di Hangzhou, Cina, baru-baru ini menjadi berita utama ketika dia diberikan "cuti suasana hati" oleh atasannya karena kesedihannya atas kurangnya salju di kota tersebut. Sebuah video yang menunjukkan dia mendapatkan cuti unik ini menjadi viral di media sosial, memicu rasa iri sekaligus hiburan. Video yang diposting oleh wanita tersebut dilaporkan menunjukkan dia sedang mengisi aplikasi cuti, mengutip alasannya, "Salju tidak turun di Hangzhou dan saya merasa emosional."
Kebijakan cuti yang unik menarik perhatian
Perusahaan ini menawarkan berbagai cuti yang tidak biasa, seperti Hari Perempuan dan Hari Anak, selain cuti pernikahan dan cuti duka. CEO perusahaan ini secara terbuka menyatakan bahwa karyawan dapat mengatakan tidak kepada atasan mereka dan mengambil "cuti suasana hati" jika mereka merasa tidak bahagia. Karyawan tersebut mengatakan kepada Riverside Video, "Atasan kami telah menjelaskan bahwa jika seorang karyawan merasa tidak bahagia, mereka dapat meminta cuti jenis ini kapan saja tanpa memengaruhi gaji atau bonus kinerja mereka."
Manfaat yang berlimpah di tengah budaya kerja Cina yang penuh tuntutan
Dalam budaya kerja 996 yang intens di Tiongkok, di mana karyawan bekerja dari jam 9:00 sampai jam 21.00 enam hari dalam seminggu, perusahaan yang memberikan manfaat yang berlimpah sering kali mendapatkan perhatian. Perusahaan lain, milik taipan ritel Pang Donglai, juga mendapatkan perhatian karena hal tersebut. Perusahaan ini menyertakan "Grievance Award" bagi karyawan yang merasa dirugikan, jam kerja kurang dari 40 jam per minggu, dan setidaknya 30 hari libur tahunan yang dibayar—hampir tiga kali lipat dari rata-rata nasional, berdasarkan riset pasar.
Reaksi media sosial
Kebijakan ini telah menghibur banyak orang di media sosial, dengan salah satu pengguna berkomentar, "Dengan alasan cuti ini, sekarang seluruh negeri tahu bahwa Anda hanya ingin keluar dan bersenang-senang." "Hargailah perusahaan dan bos yang seperti itu. Dunia ini tidak kekurangan alasan untuk cuti, tetapi memiliki bos yang memahami dan memberikan kebebasan seperti itu adalah hal yang langka. Simpanlah beberapa hari dan bersenang-senanglah," tulis yang lain.
Mengapa kisah ini layak untuk disoroti
Menyadari bahwa kesejahteraan emosional secara langsung berdampak pada produktivitas dan kepuasan kerja seseorang secara keseluruhan, menawarkan cuti suasana hati mengakui pentingnya kesehatan mental di tempat kerja. Pendekatan progresif ini mencerminkan pemahaman bahwa karyawan mungkin menghadapi tantangan yang sesekali berdampak pada kondisi emosional mereka dan, dengan memberikan fleksibilitas kepada mereka untuk mengambil cuti saat dibutuhkan, organisasi menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan holistik tenaga kerjanya.