Dari 'delusionships' hingga 'fake-ups', inilah tren kencan terbaru GenZ
Dalam dunia kencan Gen Z yang terus berkembang, banyak hal telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Apakah Anda seorang Gen Z yang ingin menelusuri kerumitan kencan modern atau seseorang yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tren terbaru dalam hubungan romantis, bergabunglah dengan kami selagi kami menjelajahi tren kencan terbaru yang berlaku di antara para Zoomer.
Delusionship
Anda sedang menelusuri aplikasi kencan dan menemukan seseorang yang sangat menarik. Anda bertukar beberapa pesan, dan tiba-tiba, pikiran Anda mulai berpacu dengan lamunan liar. Anda membayangkan diri Anda berjalan di pantai, piknik romantis, dan berjalan-jalan di kota di bawah sinar bulan. Tapi, semua itu tidak nyata. Anda mungkin terjerumus ke dalam apa yang mereka sebut sebagai "delusionship".
Evil Dead Rise
Anda akhirnya telah beranjak dari hubungan masa lalu dan dengan senang hati menikmati kehidupan lajang Anda. Kemudian, tiba-tiba, mantan Anda muncul, dengan membawa serangkaian janji untuk memperbaiki diri. Namun jauh di lubuk hati Anda, Anda tahu bahwa itu semua bisa jadi jebakan. Anda menyadari bahwa Anda mungkin mengalami apa yang disebut oleh Gen Z sebagai "Evil Dead Rise."
Chameleoning
Anda mulai mengobrol dengan pasangan Anda dan merasakan adanya hubungan. Namun, ketika Anda terus berinteraksi, Anda menyadari bahwa kepribadian, kesukaan, dan ketidaksukaan pasangan Anda tampaknya terus berubah untuk menyesuaikan diri dengan Anda. Pasangan Anda mulai meniru minat, hobi, dan bahkan mengedit profil mereka agar lebih mirip dengan Anda. Anda jadi bertanya-tanya apakah mereka tulus atau melakukan apa yang disebut "Chameleoning."
Fake-up
Ketika Anda cocok dengan seseorang dan mereka mulai membuka diri tentang perpisahannya baru-baru ini, setelah hanya beberapa menit berinteraksi, ia berbagi kisah sedihnya, mencari empati. Namun, segera Anda mulai merasakan ketidakkonsistenan dalam narasi dan perilaku orang tersebut. Menjadi jelas bahwa orang tersebut mengarang cerita putus cinta hanya untuk memulai percakapan dengan tujuan untuk mengencani Anda.
Memutuskan hubungan melalui pesan
Memutuskan hubungan dengan seseorang melalui pesan teks mungkin terlihat tidak personal atau tidak berperasaan bagi sebagian orang, namun bagi Gen Z, hal ini telah menjadi bagian alami dari gaya komunikasi mereka. Mengirim pesan telah tertanam kuat dalam kebiasaan sehari-hari mereka, menjadikannya metode yang paling sering digunakan untuk mengakhiri hubungan. Meskipun beberapa orang mungkin menganggapnya tidak berperasaan, kaum muda melihatnya sebagai pendekatan standar di era digital saat ini.