Ikan 'berjalan' ditemukan di lepas pantai Chili
Pada awal tahun 2024, para ilmuwan memulai ekspedisi dengan kapal penelitian Falkor dari Schmidt Ocean Institute, menjelajah ke kedalaman tenggara Samudra Pasifik. Dengan menggunakan ROV yang dilengkapi lampu dan kamera, mereka menjelajah lebih dari 5.000 kaki di bawah permukaan, menyiarkan langsung keajaiban laut yang tersembunyi. Para peneliti menemukan konstelasi bentuk kehidupan yang hidup, dengan banyak organisme yang bersinar dengan bioluminesensi.
Kulit rajutan
Di antara penemuan penting tersebut adalah spesies ikan "berjalan", yang bercirikan mata besar dan kulit menyerupai rajutan. Makhluk itu terlihat seperti katak laut, sejenis anglerfish laut dalam yang terkenal dengan ekspresi suram dan penampilan bersinar yang digunakan untuk menarik mangsa. Kulitnya terasa seperti rajutan dan memiliki jarum-jarum kecil, mungkin untuk perlindungan dan penginderaan terhadap benda-benda di sekitarnya.
Sifat yang tidak umum
Kemampuan berjalan telah muncul secara mandiri beberapa kali pada ikan, yang menggambarkan contoh konvergensi evolusioner, serupa dengan perkembangan sifat serupa seperti sayap pada kelelawar dan burung. Namun, evolusi berjalan pada ikan jarang terjadi. Dari lebih dari 30.000 spesies ikan yang diketahui, hanya sejumlah kecil yang memiliki kemampuan "berjalan", yang menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menavigasi lingkungan darat.
Ikan skate kecil
Ikan skate kecil, ikan bertulang rawan yang mirip dengan pari dan hiu, bernavigasi di bawah air dengan "berjalan" di atas siripnya, menyerupai hewan di darat. Tidak seperti sarcopterygian, yang memainkan peran penting dalam evolusi vertebrata darat, para ilmuwan tertarik mempelajari evolusi penggerak untuk mengembangkan perilaku ini secara mandiri. Namun, sejauh ini pemahaman tentang dasar genetik dari perjalanan ini terhambat oleh terbatasnya kualitas data.
Gunung laut
Para ilmuwan juga telah menemukan empat gunung bawah laut yang belum ditemukan sebelumnya, yang dikenal sebagai gunung laut, yang merupakan semacam oasis di tengah lautan. Topografi khas gunung bawah laut ini mendorong keberadaan dan adaptasi spesies tertentu yang hanya ditemukan di setiap gunung. Akibatnya, sebagian besar spesies yang menghuni pegunungan ini dan pegunungan bawah lautnya bersifat eksklusif dan tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.