#HealthBytes: Ketahui mengapa pneumonia COVID-19 berbeda dan mematikan
Pneumonia salah satu komplikasi yang paling sering ditemukan pada pasien yang pulih dari COVID-19 Pneumonia adalah infeksi yang dapat menyebabkan kantong udara kecil di paru-paru terisi dengan cairan. Penyakit paru-paru ini bisa diakibatkan oleh virus, bakteri, atau jamur dan telah terpantau sebagai komplikasi parah dari COVID-19. Dari gejala yang harus diwaspadai hingga efek samping jangka panjang dari penyakit ini, baca terus untuk mengetahui semua tentang pneumonia COVID-19.
Perbedaan antara pneumonia COVID-19 dan pneumonia biasa
Meski riset mendalam tengah dilakukan untuk menganalisis lebih banyak perbedaan antara pneumonia COVID-19 dan pneumonia biasa, hingga kini para peneliti telah mengonfirmasi bahwa: 1) Pneumonia COVID-19 kemungkinan besar memengaruhi kedua paru, bukan hanya satu seperti pada pneumonia biasa. 2) Pemindaian CT menunjukkan paru-paru memiliki penampakan bercak putih atau "ground glass". 3) Ketidaknormalan yang terdeteksi dalam uji lab lain, termasuk tes fungsi hati.
Perhatikan gejala pneumonia COVID-19
Pneumonia COVID-19 ringan dan pneumonia biasa mempunyai gejala yang hampir sama dan gejala itu antara lain panas dingin, batuk, demam, kesulitan bernapas, nyeri dada, kelelahan, dan sebagainya. Namun, individu dengan kasus COVID-19 berat mengalami gejala yang lebih parah seperti sesak napas, kadar oksigen rendah, dan rona bibir kebiruan. Pada kasus kritis, pneumonia COVID-19 dapat pula berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Siapa yang lebih berisiko terkena pneumonia COVID-19?
Orang dewasa berusia di atas 65 tahun rentan terkena pneumonia setelah infeksi COVID-19. Selain itu, individu segala usia yang memiliki penyakit bawaan seperti asma, diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit ginjal kronis juga dapat terjangkit infeksi berat dari COVID-19 dan pneumonia. Lebih lanjut, pasien yang sedang menjalani perawatan untuk penyakit berat seperti kanker dan AIDS juga lebih berisiko terhadap penyakit in
Apa efek jangka panjang dari jenis pneumonia ini?
Pneumonia yang muncul setelah COVID-19 sering kali mempunyai efek jangka panjang bagi kesehatan. Sebuah studi terkini menemukan bahwa 66 dari 70 orang, yang pulih dari pneumonia usai infeksi COVID-19, memiliki lesi atau luka paru-paru bahkan setelah keluar dari rumah sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa individu dapat mengalami sesak napas bahkan sesudah pemulihan. Pasien yang telah pulih dari pneumonia berat juga memiliki jaringan parut/luka di paru-paru yang bertahan lama.