
Perbandingan garam himalaya dan garam biasa
Apa ceritanya
Pertanyaan tentang garam mana yang lebih baik, garam himalaya atau garam meja biasa, bukanlah pertanyaan sederhana karena keduanya memiliki karakteristik unik dan potensi manfaat masing-masing.
Namun, garam himalaya, yang juga dikenal dengan nama sendha namak, sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat daripada garam meja biasa karena kandungan mineral dan natriumnya yang lebih rendah. Mari kita telusuri mengapa demikian.
1
Sumber
Garam himalaya bersumber langsung dari tambang garam yang terletak di kaki pegunungan himalaya.
Garam ditambang dengan tangan dan secara alami berwarna merah muda karena adanya sejumlah mineral seperti besi oksida.
Sebaliknya, garam biasa bersumber dari berbagai tempat seperti tambang garam bawah tanah, air laut, atau sumber lainnya.
2
Kandungan natrium
Mengurangi asupan natrium secara keseluruhan sering dianjurkan untuk kesehatan yang lebih baik, terlepas dari jenis garam yang dikonsumsi.
Garam himalaya mengandung natrium yang lebih sedikit daripada garam meja biasa.
Asupan natrium yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan strok.
3
Pengolahan
Garam himalaya adalah garam tidak dimurnikan yang minim pemrosesan.
Varian ini biasanya ditambang dengan tangan dan dijemur, yang berarti mempertahankan kandungan mineral alaminya.
Sebaliknya, garam meja biasa sangat halus dan diproses untuk menghilangkan kotoran dan mineral, menghasilkan produk yang lebih seragam.
Selama proses pemurnian, garam meja biasa sering diolah dengan bahan kimia dan bahan anti-penggumpalan untuk mencegah gumpalan.
4
Rasa
Rasa garam himalaya dan garam biasa juga menjadi faktor pembeda utama.
Garam himalaya memiliki rasa yang sedikit berbeda dibandingkan dengan garam meja biasa.
Sebagian orang menggambarkannya memiliki rasa yang lebih kaya dan khas, sementara yang lain mungkin menganggapnya kurang asin.
Sebaliknya, garam meja biasa dikenal dengan rasa yang tajam dan lebih familier.
5
Kegunaan kuliner
Kedua garam tersebut digunakan dalam pembuatan masakan untuk menyedapkan cita rasa hidangan.
Namun, keduanya sering digunakan dengan cara yang berbeda karena cita rasa yang berbeda.
Garam himalaya sering digunakan untuk membumbui salad dan chaat.
Sebaliknya, garam biasa digunakan untuk membumbui berbagai macam hidangan, dari daging dan unggas hingga sayuran dan sup.