Dongeng dengan sentuhan baru teratas untuk pembaca modern
Dongeng selalu memikat hati anak-anak, namun daya tariknya meluas hingga orang dewasa. Para penulis kontemporer menata ulang cerita-cerita ini, menciptakan versi baru yang dapat diterima oleh pembaca dewasa. Adaptasi ini membahas tema-tema kompleks dan menawarkan wawasan baru tentang kisah-kisah klasik. Bagi mereka yang berusia 30-an yang ingin mengunjungi kembali dongeng masa muda, kumpulan dongeng yang dirancang ulang memadukan nostalgia dengan tema modern.
'Confessions of an Ugly Stepsister' karya Gregory Maguire
Confessions of an Ugly Stepsister karya Gregory Maguire adalah kisah Cinderella yang ditata ulang dengan latar Belanda abad ke-17. Novel ini mengalihkan sorotan ke saudara tiri yang "jelek", melukiskan kisah kompleks yang menyimpang dari moralitas aslinya. Buku ini mengeksplorasi tema-tema mendalam seperti kecantikan, kecemburuan, dan kelangsungan hidup, sambil merangkai narasi yang mencekam dan menggugah pikiran pembaca.
'Lost Boy' karya Christina Henry
Lost Boy: The True Story of Captain Hook karya Christina Henry membawa pembaca ke Neverland yang jauh lebih gelap daripada karya asli J.M. Barrie. Kisah ini terungkap melalui mata Kapten Hook, mengungkapkan hubungan yang rumit dengan Peter Pan. Sentuhan ini mengubah kisah biasa menjadi thriller psikologis, menawarkan perspektif segar mengenai tema dan karakter cerita klasik.
'Beauty' karya Robin McKinley
Beauty: A Retelling of the Beauty and the Beast karya Robin McKinley meninjau kembali kisah abadi, menekankan eksplorasi karakter dan kedalaman narasi. Tulisan McKinley memperkaya romansa antara Si Cantik dan Si Buruk Rupa, menggali emosi kompleks dan pertumbuhan pribadi mereka. Versi ini menonjol dengan memperdalam pemahaman tentang kekuatan cinta untuk berubah, namun tetap setia pada semangat cerita aslinya.
'The Surface Breaks' karya Louise O'Neill
The Surface Breaks karya Louise O'Neill adalah versi feminis dari The Little Mermaid, menyelami kedalaman cerita yang lebih gelap. Buku ini menghadapi penindasan dalam narasi aslinya, mempertanyakan peran tradisional dan menyoroti perjalanan putri duyung menuju otonomi. Buku ini menggali tema kebebasan, penemuan jati diri, dan pengorbanan yang diperlukan untuk mencapainya, semuanya dari sudut pandang pahlawan putri duyung.