Mungkinkah usia ayah dapat menyebabkan kelainan genetik pada bayi
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ibu yang berusia lebih tua menghadapi risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi cacat, tetapi dampak dari usia ayah sering kali diabaikan. Meskipun secara tradisional fokusnya adalah pada masa biologis wanita, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa usia ayah juga dapat berperan penting dalam kesehatan anak mereka. Jadi, apakah usia ayah memperbesar risiko cacat lahir? Mari kita telusuri.
Tren menunda pernikahan yang terus meningkat
Pandangan tradisional tentang pernikahan telah mengalami pergeseran yang signifikan selama dekade terakhir, dengan banyak orang memilih untuk menunda pernikahan. Kini, lebih banyak orang yang memprioritaskan karier mereka daripada pernikahan. Stigma mengenai belum menikah atau menikah di usia tua juga berkurang. Sebagian orang mungkin pernah mengalami kegagalan dalam hubungan dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menemukan pasangan yang tepat.
Para pesohor juga mengikuti tren ini
Tren memiliki anak di usia yang lebih tua tidak hanya terbatas pada masyarakat umum, karena para pesohor pun ikut-ikutan melakukannya beberapa tahun belakangan. Artis-artis seperti Sanjay Dutt, Prakash Raj, George Clooney, dan Bruce Willis menyambut kelahiran anak-anak mereka di usia 50-an. Rowan Atkinson, yang dikenal sebagai Mr. Bean, dikaruniai seorang anak perempuan pada usia 62 tahun. Hal ini menunjukkan adanya tren yang berkembang di kalangan pria yang menunda menjadi ayah hingga usia lanjut.
Adakah hubungan antara usia ayah dan cacat lahir?
Ya, penelitian tahun 2019 mengatakan demikian. Menurut penelitian tersebut, terdapat korelasi antara usia ayah yang lanjut dan peningkatan insiden penyakit bawaan, seperti kelainan jantung, serta sumbing pada mulut, langit-langit mulut, dan bibir. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mental, termasuk autisme, skizofrenia, gangguan bipolar, level IQ yang rendah, dan ADHD, lebih sering terjadi pada anak-anak yang lahir dari ayah yang berusia lanjut.
Anak yang lahir dari ayah yang lebih tua berisiko tinggi berpenyakit
Dalam penelitian lain terhadap sekitar 400.000 orang yang lahir di Israel pada tahun 1980-an, ditemukan bahwa ayah yang berusia di atas 40 tahun berisiko enam kali lebih tinggi untuk memiliki anak dengan autisme. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dari ayah yang berusia lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia pada masa kanak-kanak, kanker payudara, dan kanker prostat.
Berapa rentang usia pria agar memiliki anak yang sehat?
Pria umumnya disarankan untuk menjadi seorang ayah di usia akhir 20-an hingga awal 30-an karena kesuburan mereka mulai menurun setelah usia pertengahan tiga puluhan. Setelah usia pertengahan tiga puluhan, terdapat risiko yang lebih besar untuk terjadinya mutasi pada sperma yang dapat mengakibatkan kehamilan dengan potensi komplikasi. Rutvij Dalal, Direktur Janini IVF, menyebutkan bahwa pria berusia di bawah 50 tahun (usia maksimum) mampu memiliki bayi yang sehat.
Bagaimana cara menilai peluang seseorang untuk memiliki anak yang sehat?
Dr. Dalal merekomendasikan para pria untuk melakukan pemeriksaan air mani secara rutin untuk memeriksa kesehatan sperma mereka. "Jika seseorang ingin lebih yakin untuk melahirkan bayi yang bebas dari kelainan, ia dapat melakukan tes aneuploidi sperma," tambahnya. Adanya aneuploid sperma dapat berdampak buruk pada tingkat keberhasilan kehamilan dan dikaitkan dengan keguguran berulang.
Bagaimana cara meningkatkan peluang memiliki anak yang sehat?
Menurut Dr. Dalal, untuk menjaga kadar testosteron yang sehat, penting untuk tidak mengonsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang. Selain itu, "Memasukkan kacang-kacangan yang kaya akan asam lemak omega ke dalam menu makanan seseorang, menghindari penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, dan melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki dan olahraga penting untuk menjaga kesehatan sperma," sarannya.