Lima mitos umum tentang gula, terbongkar!
Suka atau tidak suka, Anda tidak bisa mengabaikannya - gula adalah salah satu bahan yang telah mendapatkan reputasi campuran. Dengan berbagai makanan alami dan olahan yang mengandung berbagai jenis dan proporsi gula, kebingungan seputar konsumsinya agak wajar. Untuk membantu Anda tetap aman, di sini kami membongkar lima mitos umum tentang gula.
Mitos: Gula adalah penyebab utama diabetes
Salah satu mitos yang paling terkenal tentang asupan gula adalah bahwa gula menyebabkan diabetes. Kesalahpahaman ini mungkin terjadi karena kadar gula darah penderita diabetes sering tidak terkendali, dan mereka harus mengatur konsumsi gula mereka. Namun, tidak ada hubungan langsung antara konsumsi gula dan perkembangan diabetes. Sebenarnya, diabetes adalah hasil dari gaya hidup yang tidak aktif, pola makan yang buruk dan genetika.
Mitos: "Bebas gula" lebih baik
Jika makanan tertentu secara alami bebas dari gula, maka tentu saja itu sehat untuk Anda. Tapi itu tidak selalu berlaku untuk produk kemasan yang dipasarkan sebagai "bebas gula." Label ini menyiratkan bahwa produk tersebut telah diresapi dengan pemanis buatan untuk membawa efek manis gula, yang sebenarnya dapat lebih berbahaya daripada gula alami dalam jumlah sedang.
Mitos: Gula merah lebih sehat daripada gula pasir
Dunia terlalu tidak adil terhadap makanan yang berwarna putih. Kita sebagian besar telah beralih dari varian putih roti dan nasi ke versi cokelatnya. Namun, aturan ini tidak selalu berlaku untuk gula, karena gula merah komersial dalam kemasan telah ditambahkan molase. Jadi, berhentilah paranoid tentang konsumsi gula pasir mulai sekarang.
Mitos: Buah itu buruk karena mengandung terlalu banyak gula
Ya memang benar bahwa buah-buahan mengandung gula alami yang disebut fruktosa dalam jumlah tinggi. Namun tidak seperti kukis dan kue, kadar gula yang tinggi dalam buah diimbangi dengan nutrisi penting lainnya seperti serat larut yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, yang dapat membantu meminimalkan kolesterol dan mencegah penyakit lain. Serat tidak larut dalam buah ini membantu memantau penyerapan gula dalam aliran darah.
Mitos #5: Konsumsi gula menyebabkan hiperaktif
Tidak, ini tidak benar. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa gula tidak ada hubungannya dengan seseorang menjadi hiperaktif. Faktanya, keadaan di mana banyak gula sering dikonsumsi (pesta, acara, dll.) telah menyebabkan kesalahpahaman ini.