Krisis biaya hidup: Stres? 5 tips ini mungkin bisa membantu
Krisis biaya hidup adalah situasi mengkhawatirkan yang terlihat mempengaruhi berbagai belahan dunia. Dengan meroketnya harga makanan, kebutuhan pokok rumah tangga, bahan bakar, dan akses ke fasilitas kesehatan, tidak hanya menimbulkan ketegangan ekonomi tetapi juga tekanan mental di seluruh dunia. Dari negara dengan ekonomi yang kuat seperti Inggris hingga negara-negara seperti Pakistan, krisis biaya hidup tidak terhindarkan, mengisyaratkan situasi yang akan datang di India juga.
Apa sebenarnya krisis biaya hidup itu?
Krisis biaya hidup didefinisikan sebagai penurunan pendapatan 'riil' yang dapat dibelanjakan. Situasi ini adalah situasi di mana biaya barang-barang pokok dan penting seperti makanan , kebutuhan rumah tangga, perawatan kesehatan, listrik, gas, bahan bakar, dan lainnya meningkat pesat, dan menyebabkan gangguan ekonomi. Selama masa-masa seperti itu, orang-orang terpaksa mengurangi pengeluaran mereka, bahkan untuk kebutuhan pokok, yang menyebabkan meningkatnya kemiskinan.
Apakah krisis biaya hidup dan inflasi adalah hal yangsama?
Krisis biaya hidup dan inflasi adalah dua metrik yang terkait. Namun, keduanya tidak identik. Inflasi menyebabkan krisis biaya hidup. Krisis biaya hidup mungkin mereda seiring waktu, sedangkan inflasi terus bertahan untuk waktu yang lama. Misalnya, jika inflasi menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dan jika gaji Anda tidak ikut naik, maka akan menyebabkan terjadinya krisis biaya hidup.
Tip 1: Hitung tabungan dan pengeluaran Anda
Cara pertama untuk tetap kuat di masa-masa sulit seperti itu adalah dengan menghitung berapa banyak uang yang telah atau dapat Anda simpan. Ini dapat membantu Anda memprioritaskan pengeluaran Anda dan mengetahui berapa banyak yang harus dibelanjakan untuk apa. Cara ini juga dapat membantu menghilangkan stres karena Anda mungkin dapat melihat keadaan keuangan Anda yang sebenarnya dan merencanakan kelangsungan hidup Anda dalam krisis biaya hidup.
Tip 2: Hindari berita dan media sosial
Ingatlah selalu bahwa kamu tidak sendirian. Krisis ini adalah fenomena global, di mana bahkan ekonomi yang paling maju dan kuat pun runtuh. Walaupun lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi cobalah menahan diri untuk tidak mendengarkan berita atau media sosial. Situasi global tidak selalu bersifat pribadi. Ketika seseorang menghadapi kesulitan yang ekstrim bukan berati Anda akan mengalami hal yang sama.
Tip 3: Buat reancana dengan teman, kerabat, atau tetangga Anda
Orang-orang yang penting dalam hidup Anda tidak hanya muncul di saat-saat bahagia saja, tetapi bahkan di saat-saat paling menyedihkan. Jadi, jika Anda memiliki orang-orang seperti itu, saatnya merencanakan kelangsungan hidup untuk menghindari krisis biaya hidup. Kuncinya di sini adalah dengan berbagi. Mulai dari carpooling dan berbagi makanan hingga menggunakan ruangan bersama-sama untuk menghemat daya, kontribusi kecil dapat berdampak besar.
Tip 4: Bangun jaringan dan tawarkan/terima bantuan
Intensitas krisis biaya hidup dapat bervariasi dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Orang dengan pendapatan rendah atau tidak memiliki pendapatan adalah yang paling terpengaruh oleh fenomena global apa pun. Karenanya, Anda dapat membangun jaringan - online atau offline, untuk menawarkan bantuan kepada mereka yang sangat membutuhkan makanan, obat-obatan, atau kebutuhan dasar lainnya. Orang-orang dapat menyebutkan kebutuhan dan sumbangan mereka sehingga mereka didengar.
Tip 5: Sibukkan diri Anda dengan hal-hal produktif
Pikiran yang bebas dapat berkeliaran kemana saja, terutama di tempat-tempat negatif ketika situasi sedang mengancam, jadi disarankan untuk menyibukkan diri dengan hal-hal yang membuat Anda tetap produktif. Tetap sibuk dengan pekerjaan Anda, tanyakan kepada tempat kerja Anda apakah manajemen memiliki kebijakan yang membantu Anda bertahan dari krisis biaya hidup, dan nikmati hobi demi kesehatan mental Anda .