Bacaan yang menderu: Simak novel-novel Era Jazz ini
Era Jazz, sebuah istilah yang diperkenalkan oleh F. Scott Fitzgerald, mewakili era kemakmuran tahun 1920-an dan pergeseran budaya yang signifikan. Sastra dari masa ini sering kali mencerminkan kekayaan dan perubahan norma-norma masyarakat pada masa itu. Bagi pembaca yang tertarik dengan zaman bersejarah ini, novel-novel yang tercantum di bawah ini memberikan jendela ke dalam gaya hidup mewah dan transformasi sosial tahun 1920-an.
'The Beautiful and Damned'
The Beautiful and Damned, yang ditulis oleh F. Scott Fitzgerald, melengkapi The Great Gatsby dengan penggambarannya yang hidup pada masa itu. Novel ini mengisahkan Anthony Patch, seorang sosialita New York City yang sedang menunggu warisan besar. Di tengah keterikatan cinta dan beban ekspektasi sosial, novel ini membedah tema ambisi, keserakahan, dan pencarian kesenangan tanpa henti yang melambangkan semangat Era Jazz.
'Gentlemen Prefer Blondes'
Gentlemen Prefer Blondes karya Anita Loos mengisahkan petualangan Lorelei Lee, seorang wanita yang menyukai berlian dan mengejar pasangan yang kaya raya. Dikisahkan melalui catatan hariannya yang cerdas, perjalanan Lorelei merupakan komentar yang lucu dan tajam terhadap elit sosial. Petualangannya menjelajahi berbagai benua, memberikan gambaran sekilas tentang gaya hidup mewah dan permainan sosial pada Era Jazz.
'Passing'
Passing, yang ditulis oleh Nella Larsen, merupakan eksplorasi yang menyentuh tentang kehidupan dua wanita Afrika-Amerika pada masa Renaisans Harlem yang memiliki kemampuan untuk "lulus" sebagai orang kulit putih. Narasi ini dengan rumit menjalin kompleksitas identitas ras dan meneliti peran gender dalam masyarakat yang sangat tergila-gila pada penampilan dan perbedaan kelas, menawarkan pandangan mendalam tentang identitas pribadi versus ekspektasi masyarakat.
'Vile Bodies'
Dalam Vile Bodies, Evelyn Waugh menyelidiki kehidupan anak muda London pasca perang. Karakter-karakter ini, yang kecewa dengan realitas konflik yang suram, mencari penghiburan dalam pesta yang tak berujung dan hubungan yang dangkal. Narasi Waugh merupakan kritik terhadap obsesi selebritas dan kekosongan moral pada masa itu, menyajikan evaluasi yang gelap dan lucu terhadap masyarakat yang terpikat oleh kegiatan yang sepele, sebuah tema yang bergema hingga saat ini.
'The Sun Also Rises'
Novel The Sun Also Rises karya Ernest Hemingway dengan jelas menggambarkan kekecewaan para ekspatriat pasca Perang Dunia I di Eropa. Prosa ringkas Hemingway mengungkapkan kegelisahan eksistensial para tokohnya di tengah kafe-kafe Paris dan arena adu banteng di Spanyol. Pencarian mereka akan makna di dunia yang dirusak oleh konflik digambarkan dengan kejernihan yang tak kenal menyerah, menangkap semangat generasi yang hilang yang mencari penghiburan dan identitas.