Apa itu 'sharenting'? Mengasuh anak di era media sosial
Banyak orang tua saat ini membuat akun media sosial di platform seperti Instagram dan TikTok untuk memamerkan foto anak-anak mereka yang lucu. Akun-akun ini mendapatkan banyak sekali pengikut yang senang melihat setiap bagian dari kehidupan anak-anak kecil ini. Namun, praktik yang sering disebut sebagai "sharenting" ini menuntut pertimbangan yang cermat karena banyaknya informasi pribadi yang dibagikan di dunia maya yang luas.
Apa yang dimaksud dengan sharenting?
Sharenting adalah ketika orang tua berbagi hal-hal tentang kehidupan anak mereka di media sosial. Mereka mengunggah foto, video, dan informasi terbaru tentang anak saat mereka melewati berbagai tahap pertumbuhan. Mulai dari berbagi foto bayi yang menggemaskan hingga mengabadikan momen-momen spesial seperti langkah pertama anak, ulang tahun, atau pencapaiannya. Ini adalah cara bagi orang tua untuk berbagi kegembiraan dalam membesarkan anak.
Sepertinya hampir semua orang menyukai sharenting
Anda akan menemukan banyak sekali momen bayi yang menggemaskan yang dibagikan oleh para orang tua di media sosial. Sepertinya semua orang suka sharenting, dan itu memang benar. Laporan Security.org mengenai populasi AS mengungkapkan bahwa 77% orang tua memposting foto anak-anak mereka di internet, 81% menggunakan nama asli mereka sebagai keterangan. Yang mengejutkan, lebih dari 80% anak-anak sudah memiliki profil di internet pada usia 2 tahun.
Mengapa orang tua melakukan sharenting?
Ada orang yang ingin terhubung dengan orang lain dan menunjukkan bahwa menjadi orang tua memiliki pasang surut, sama seperti bagian lain dalam kehidupan. Lalu ada juga yang menggunakan media sosial untuk memamerkan kehidupan keluarga mereka yang tampak sempurna. Mereka terus berbagi update dan menggambarkan anak-anak mereka sebagai simbol kesuksesan dan kebahagiaan keluarga.
Kelebihan sharenting
Sharenting membantu menciptakan koneksi dan dukungan di antara para orang tua yang menghadapi pengalaman serupa. Sharenting mendokumentasikan kenangan secara digital, dengan menawarkan diary virtual. Cara ini memfasilitasi pembelajaran dan pencarian pendekatan pengasuhan anak yang baru. Dengan mengungkapkan sisi pengasuhan anak yang nyata dan tidak sempurna, gerakan sharenting membuat media sosial tidak lagi menampilkan kesempurnaan dan lebih kepada berbagi secara otentik, sehingga mengurangi tekanan untuk menjadi orang tua yang sempurna.
Kekurangan sharenting
Namun, membagikan setiap detail kecil tentang anak bisa jadi menakutkan. Hal ini membuat anak-anak terekspos pada risiko privasi, seperti predator di jagat maya atau pencurian identitas. Membagikan informasi pribadi secara berlebihan dapat menyebabkan rasa malu atau bahaya di masa depan. Memposting foto-foto yang membahayakan dapat mengundang penyalahgunaan atau cyberbullying. Anak-anak mungkin juga merasa persetujuan mereka dilanggar ketika momen intim dibagikan tanpa sepengetahuan mereka.
Kiat-kiat melakukan sharenting dengan aman
Batasi teman dan pengikut Anda pada orang-orang yang Anda kenal dan percayai. Pertimbangkan untuk menggunakan platform alternatif seperti TinyBeans atau album pribadi di Flickr. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda posting, hindari informasi sensitif atau foto-foto yang terbuka. Jangan mengambil foto dengan seragam sekolah atau dengan alamat rumah. Jika anak Anda berusia lima tahun atau lebih, mintalah izin darinya sebelum membagikan apa pun.