Memahami misophonia: Ketika suara memicu respon psikologis
Pernahkah Anda mengalami kekesalan, kemarahan, atau kecemasan yang hebat saat mendengar suara tertentu seperti mengunyah, mengetuk, atau mendengus? Jika ya, Anda mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang menderita misophonia, sebuah kondisi yang kurang dikenal namun signifikan yang menyebabkan respon emosional dan psikologis yang kuat terhadap suara-suara tertentu. Misophonia, yang sering disebut sebagai "sindrom sensitivitas suara", dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan dan hubungan sehari-hari seseorang.
Memahami misophonia
Kondisi neurologis ini ditandai dengan respon emosional dan fisiologis yang kuat terhadap suara tertentu, atau "suara pemicu". Meskipun misophonia tidak sepenuhnya dipahami, penelitian menunjukkan bahwa hal ini mungkin dipengaruhi oleh sistem saraf limbik dan otonom, yang bertanggung jawab untuk memproses emosi dan reaksi yang tidak disengaja. Beberapa orang mungkin hanya peka terhadap satu suara, sementara yang lain mungkin memiliki banyak suara pemicu.
Apa yang menjadi suara pemicu?
Suara pemicu dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain, tetapi beberapa yang paling umum termasuk suara mengunyah atau menghirup, suara mengetuk atau mengklik, suara mendengus atau berdehem, suara pena atau ketukan keyboard, dan suara langkah kaki atau suara yang berulang-ulang. Orang juga dapat terpicu oleh suara-suara seperti gemerisik kertas, detak jam, kikir kuku, kicauan burung atau jangkrik, dan dentingan gelas atau peralatan makan.
Penyebab pasti dari misophonia masih belum diketahui.
Penyebab pasti dari misophonia saat ini belum diketahui. Namun, para peneliti telah mengamati bahwa misophonia lebih sering terjadi pada orang yang secara bersamaan menderita tinitus, sindrom Tourette, gangguan kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Kemungkinan hubungan antara misophonia dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) juga telah dikemukakan oleh beberapa orang. Beberapa faktor lain yang dicurigai termasuk perbedaan struktur otak dan riwayat keluarga atau genetika.
Bagaimana seseorang bereaksi terhadap suara pemicu
Ketika terpapar suara pemicu, individu dengan misophonia dapat mengalami berbagai respon emosional dan fisiologis termasuk kemarahan yang intens, iritasi, atau agresi termasuk keinginan untuk menyerang secara fisik atau verbal, kecemasan dan ketegangan, dan tekanan emosional. Beberapa orang juga mengalami peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan suhu atau rasa sesak atau tekanan di seluruh tubuh atau di dada.
Mengelola misophonia
Meskipun misophonia bukanlah gangguan yang diakui secara medis, gejalanya tetap dapat ditangani. Orang dengan misophonia dapat memperoleh manfaat dari berbagai jenis terapi kesehatan mental mengingat kemiripan kondisi ini dan hubungannya dengan gangguan lain seperti OCD atau PTSD (gangguan stres pascatrauma). Untuk mengatasi gejalanya, pertama-tama, kenali apa yang menjadi pemicu Anda, lalu cobalah mengembangkan strategi dan teknik mengatasi masalah untuk menghindari reaksi impulsif.