5 makanan yang sebabkan peradangan merusak DNA dalam tubuh
Inflamasi atau peradangan digunakan oleh tubuh kita untuk melawan penyakit berbahaya dan menyembuhkan cedera. Namun, peradangan kronis jangka panjang dapat merusak DNA sel, meningkatkan resistensi insulin, dan mendorong pertumbuhan plak di arteri. Konsumsi gorengan, daging olahan, dan gula berlebihan dapat memicu peradangan pada tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Kelima makanan berikut dapat menyebabkan peradangan yang merusak DNA.
Makanan manis
Makanan yang mengandung gula dapat merangsang produksi asam lemak di liver kita. Setelah tubuh mencerna asam lemak ini, proses inflamasi dipicu oleh senyawa-senyawa yang dihasilkan. Penganan manis juga membuat tubuh kita memproduksi lebih banyak insulin yang dapat menambah lemak tubuh. Sel lemak memproduksi bahan kimia dalam tubuh, sehingga memicu peradangan. Ganti makanan manis dengan alternatif sehat seperti gula gur, buah rendah lemak, dan madu.
Karbohidrat olahan
Tidak semua karbohidrat buruk, tetapi konsumsi karbohidrat olahan dapat mengakibatkan peradangan dan memicu resistensi insulin dalam tubuh. Sebagian besar serat, nutrisi, dan bekatul pada karbohidrat olahan telah hilang. Karbohidrat olahan juga memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada karbohidrat non-olahan yang dapat meningkatkan kadar gula darah lebih cepat. Karbohidrat olahan terdapat pada permen, roti putih, pasta, kukis, pastri, dan makanan lainnya.
Konsumsi alkohol berlebihan
Walaupun konsumsi alkohol dalam jumlah wajar tidak membahayakan, konsumsi berlebihan dapat memengaruhi pemrosesan alami dalam tubuh dan memengaruhi organ-organ termasuk hati, otak, dan usus. Menurut sebuah penelitian, orang yang mengonsumsi alkohol mengalami peningkatan kadar penanda inflamasi CRP. Alkohol meningkatkan produksi bakteri turunan usus yang memengaruhi lapisan dinding usus kita, sehingga bakteri dapat bocor keluar dan menyebabkan peradangan.
MSG atau monosodium glutamat
MSG atau monosodium glutamat merupakan penguat rasa yang berasal dari asam L-glutamat yang sering ditemukan pada makanan olahan. Penguat rasa ini dapat memperparah peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko terkena obesitas, kerusakan hati, dan gangguan autoimun lainnya. Konsumsi MSG juga dapat meningkatkan asupan makanan sehingga menaikkan berat badan. Makanan yang mengandung MSG antara lain sup kaleng, kecap, keripik kentang, ramen instan, bumbu penyedap, dan sebagainya.
Daging olahan dan daging merah
Daging olahan adalah daging yang telah melalui proses pengawetan, pengasinan, pengasapan, atau penambahan bahan kimia pengawet. Daging tersebut mengandung produk akhir glikasi dan lemak jenuh yang lebih banyak daripada daging lain yang dapat memicu peradangan dan penambahan berat badan. Beberapa daging olahan antara lain sosis, daging asap, chicken nugget, dan sejenisnya. Konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit jantung, dan pencernaan, serta kanker usus besar.