Nostalgia 'A Star is Born' Bradley Cooper di hari ulang tahunnya
Bradley Cooper adalah nama yang identik dengan ketampanan, pesona, dan flamboyan. Aktor ini telah melakoni banyak peran ikonik di berbagai genre film. Pada tahun 2018, ia memulai debutnya sebagai sutradara dalam film 'A Star is Born' dan dunia merasakan caranya bercerita. Di hari ulang tahunnya yang ke-48, kami melihat kembali salah satu penampilan terbaiknya di bidang layar perak.
Alur cerita film
Pembuatan ulang resmi yang keempat dari film ini menceritakan kisah kuno tentang seorang musisi sukses (Jackson Maine diperankan oleh Cooper) melawan iblis dalam dirinya dan jatuh cinta dengan musisi yang sedang berjuang (Ally diperankan oleh Lady Gaga). Saat kisah cinta mereka semakin kuat, musisi sukses itu menghilang.
Kisah kuno disajikan dengan sentuhan musik
Cooper memperlakukan film tersebut seperti salah satu dialognya. Ally berkata, "Musik pada dasarnya adalah 12 nada di antara oktaf mana pun, 12 nada, dan pengulangan oktaf. Ini adalah cerita yang sama, diceritakan berulang kali, selamanya. Yang dapat ditawarkan artis mana pun kepada dunia adalah bagaimana mereka melihat 12 nada itu." Karakter Maine jauh lebih dari kecemburuan dan rasa tidak aman yang biasa.
Karakter yang berakar dari sebuah tulisan
Cooper memainkan karakternya sesuai dengan pewatakan tokoh aslinya, trauma masa kecil, dan rasa sakit yang mendarah daging. Kehebatannya dalam bercerita dapat dilihat dari pemilihan narasinya. Film ini dimulai dengan kehidupan sehari-hari yang biasa dari kedua karakter dan seiring berjalannya film, penonton disuguhkan pada rasa tidak aman dan beberapa hambatan dalam kehidupan mereka. Pendalaman karakter dari semua orang termasuk aktor pendukung seperti Sam Elliot sangatlah kuat.
Bernuansa Romantis dan Nampak Sangat Nyata
Adegan romantisnya halus dan sangat bernuansa. Kamera yang digunakan untuk membuat pemirsa merasakan ketegangan nan dinamis dan terasa sangat nyata. Cooper menulis adegan tersebut setelah terinspirasi oleh situasi kehidupan nyata yang terjadi pada para protagonis. Drama romantis yang tragis ini adalah bukti kehidupan. Modulasi suara yang terdengar seperti pria pedesaan menambahkan tekstur berbeda pada film tersebut.
Cooper Sang Manusia Serba Bisa
Hingga saat ini, sangat sedikit yang menguasai seni penyutradaraan dan akting dalam film yang sama. Sutradara Cooper di Hollywood menentang semua anggapan yang mencuat sebelumnya lalu Cooper muncul dengan kesuksesannya. Tidak pernah terasa seperti film yang di sutradarai oleh seseorang untuk pertama kali. Sang Aktor menjelma menjadi tokoh Maine. Sejarah kelamnya dengan kecanduan alkohol membantunya memahami bahaya dan bagaimana hal itu memperlambat fungsi kognitifnya sehari-hari.
Membangun karakter
Trauma masa kecil Maine telah menjadi bagian dari identitasnya yang tidak terlihat oleh kebanyakan orang di sekitarnya. Pemahaman Cooper tentang kesepian ini memaksa dia mengisi kekosongan dengan kecanduan terhadap alcohol, tampak sangat halus namun luar biasa. Dia merindukan hiburan dan dia menemukannya pada malam dia bertemu Ally dan bernyanyi, "Maybe it's time to let the old ways die..."
Maine dan Ally terhubung satu sama lain
Ally memahami seluk-beluk karakter Maine dan langsung terhubung dengannya. Dia juga memahami rasa tidak aman yang melarang Ally keluar dari zona nyamannya. Mereka berdua cocok seperti teka-teki dan perjalanan mereka dimulai ketika Ally bangkit perlahan sambil menyanyikan baris-baris, "I'm off the deep end, watch as I dive in, I'll never meet the ground..."
Penggambaran Cooper tentang karakter Maine
Karakter Maine secara umum bersifat tidak mudah menyesal, rentan, menjengkelkan di bagian-bagian tertentu, namun menyenangkan. Cooper membuat penonton merasakan cinta di setiap tatapan dan kesedihan setelah setiap pertarungan. Perjuangan mereka—dia dengan iblis dalam dirinya sendiri dan dia dengan kehidupannya yang baru ditemukan—membuat film ini memiliki efek yang bertahan selama berjam-jam. Dengan film ini, seorang sutradara bintang lahir di tahun 2018!