Menguraikan Obsesi Mewah Netflix Terhadap Drama, Film, dan Serial Korea
Netflix secara strategis telah mengubah dirinya menjadi pusat streaming yang tak terbantahkan bagi para penggemar K-drama, dan percayalah, ini bukan suatu kebetulan. Ini adalah rencana bisnis yang dilaksanakan dengan cermat—ditonjolkan oleh aliansi inovatif dengan pusat hiburan Korea. Dari Squid Game hingga Crash Landing on You yang mengharukan, Netflix telah mengatur simfoni K-drama yang mengguncang panggung global. Begini cara Netflix menjadi layanan streaming K-drama teratas!
Netflix Mengeluarkan Konten Hiperlokal Untuk Mendominasi Pasar Global
Hollywood baru-baru ini terhenti karena pemogokan ganda bersejarah dari para aktor dan penulis. Terlepas dari ketegangan ini, Netflix tetap teguh pada ambisinya—dominasi global dalam dunia hiburan. Daripada membuat konten yang menarik secara universal untuk pemirsa global yang tersebar di 190 negara, Netflix memiliki pendekatan yang ditargetkan. Perusahaan ini bertujuan untuk memperluas jangkauannya di wilayah yang belum banyak dijelajahi, dan mengalihkan sebagian besar anggaran tahunannya sebesar $17 miliar ke program berbahasa asing.
Bagaimana Netflix Berhasil Mengumpulkan Konten K-drama Dengan Cakupan Yang Sangat Luas
Pada tahun 2019, Netflix menandatangani kemitraan selama tiga tahun dengan raksasa hiburan Korea, CJ ENM, dan anak perusahaannya, Studio Dragon. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Netflix dapat mengakses katalog Studio Dragon secara lengkap. Portofolio Studio Dragon mencakup drama ikonik seperti Crash Landing on You, The King: Eternal Monarch, dan Goblin. Formasi mereka pada tahun 2022 melanjutkan rekor mereka dengan sederet serial terkenal seperti Business Proposal dan Our Blues.
Perjalanan Netflix Yang Mengubah Pola Bisnisnya, Menuju Dominasi Streaming Korea
Pada tahun 2018, Netflix mengumumkan K-drama orisinal pertamanya, Mr. Sunshine—drama roman sejarah sebanyak 24 episode. Langkah ini menandai perubahan paradigma dalam industri hiburan Korea. Netflix dengan cepat menjadi platform streaming online teratas di Korea, memperoleh 4,1 juta pelanggan berbayar di sana pada tahun 2020. Lonjakan jumlah penonton Korea ini mendorong Netflix untuk mengambil strategi agresif, dengan menggandakan pembuatan konten asli Korea.
Investasi di K-entertainment Terbayar Dengan Kesuksesan Global
Pada tahun 2017, Netflix menyuntikkan $50 juta ke dalam produksi film Okja karya sutradara pemenang Oscar, Bong Joon-ho. Raksasa streaming ini melanjutkan kesuksesannya di Korea dengan investasi $17 juta dalam serial zombie terkenal Kingdom pada tahun 2019 dan mengalokasikan $25 juta untuk serial apokaliptik Sweet Home pada tahun 2020. Ketiganya mendapat pengakuan luas, dengan Kingdom dan Sweet Home meraih kesuksesan signifikan di Amerika Serikat dan Eropa.
'Gerbang Emas' Netflix Dibuka Dengan Kesuksesan 'Squid Game' Yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Squid Game (2021) dilaporkan menjadi serial Netflix yang paling banyak ditonton, dengan 95% penontonnya berasal dari luar Korea. Konten Korea lainnya kemudian mendapat perhatian global karena serial thriller ini. Menyusul kemenangan ini, Hellbound (2021) dan All of Us Are Dead (2022) meraih posisi teratas Netflix. Serial ini bertindak sebagai pintu gerbang emas bagi raksasa streaming tersebut, memotivasi mereka untuk meningkatkan investasi dalam konten Korea.
Sekilas Peranan Penting K-Drama Atas Kesuksesan Netflix Sejauh Ini
Squid Game berdiri sebagai fenomena kolosal, mengumpulkan lebih dari 2,2 miliar jam tontonan. Diikuti oleh Extraordinary Attorney Woo (2022), yang memperoleh 662 juta jam tayang global pada Desember 2022, dan masuk dalam Top 10 Netflix di lebih dari 50 negara. All of Us Are Dead berada di urutan berikutnya dengan 659 juta jam tontonan, sedangkan The Glory, Little Women dan Business Proposal berkisar antara 100 juta-300 juta jam tayang.
Langkah Strategis Netflix Senilai $2,5 Miliar Untuk Meningkatkan Portofolio K-drama-nya
Pada bulan April, Netflix mengumumkan rencana untuk menginvestasikan $2,5 miliar selama empat tahun ke depan dalam pembuatan serial, film, dan acara tanpa naskah Korea. Menariknya, dengan sekitar tiga perlima pengguna Netflix menonton konten Korea, waktu menonton untuk program tersebut telah melonjak enam kali lipat dalam empat tahun. Co-CEO Netflix, Ted Sarandos menyoroti bahwa 90% pemirsa konten bergenre romansa Korea adalah pemirsa internasional—menekankan daya tarik global dari K-drama.
Sementara Itu, Dominasi Netflix Menimbulkan Kekhawatiran Bagi Lembaga Penyiaran Domestik
Di Korea, anggaran produksi TV melonjak sepuluh kali lipat per episode dalam beberapa tahun terakhir, yang menunjukkan dampak Netflix. Lonjakan ini, menurut Lee Young-lyoul—seorang profesor di Institut Seni Seoul—menimbulkan kekhawatiran tentang berkurangnya daya saing lembaga penyiaran domestik terhadap Netflix. Selain itu, makalah akademis tahun 2023 yang diterbitkan di The International Journal of Communication juga menyiratkan adanya siklus ketergantungan yang memprihatinkan antara Netflix, perusahaan produksi, dan talenta yang ada di lapangan.