Ketidakakuratan 'Oppenheimer': Warganet dan sejarawan menemukan kesalahan faktual
Blockbuster terbaru Christopher Nolan, Oppenheimer, membuat gelombang di box office. Meski mendapat pujian dari penonton di bioskop, film ini juga menjadi topik hangat di media sosial. Beberapa netizen dan sejarawan bermata elang telah menunjukkan kesalahan dalam drama biografi yang menampilkan Cillian Murphy ini. Mari jelajahi apa yang orang katakan sebagai "salah" atau "tidak akurat secara historis" di Oppenheimer.
Mengapa artikel ini penting?
Oppenheimer mengambil inspirasinya dari buku pemenang Hadiah Pulitzer, American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer —ditulis oleh Kai Bird dan mendiang Martin J Sherwin. Patut dicatat bahwa Nolan telah membedakan antara adegan berdasarkan fakta sejarah dan adegan dari perspektif Oppenehiemer. Adegan hitam-putih diambil dari catatan publik/dokumen pemerintah, sedangkan adegan berwarna mencerminkan bagaimana Oppenheimer mengingat momen-momen itu.
Kesalahan sejarah #1: Bendera Amerika
Satu kesalahan mencolok yang menjadi viral terkait dengan bendera Amerika. Dalam sebuah adegan, Oppenheimer terlihat berdiri di antara kerumunan yang bersorak-sorai sambil mengibarkan bendera Amerika. Namun, bendera yang diperlihatkan memiliki 50 bintang putih, yang mewakili 50 negara bagian, sedangkan latarnya berlatarkan awal 1940-an ketika negara tersebut hanya memiliki 48 negara bagian. Menariknya, kemungkinan kesalahan disajikan dalam warna.
Bagaimana netizen menanggapi kemungkinan kesalahan ini?
Ketidakakuratan tersebut memicu diskusi online di kalangan penggemar. Seorang pengguna men-tweet, "Benar-benar merusak film untuk saya," sementara itu, yang lain mengejek Nolan dengan mengutip kewarganegaraannya, "Dia kebanyakan orang Inggris!" Penggemar lain mencemooh dan menyatakan, "Tampaknya ceroboh; mereka berusaha keras untuk hal lain, tetapi bendera 48 bintang resmi dari tahun 1912 hingga 1959, itu adalah satu-satunya bendera AS pada periode itu."
Inkonsistensi #2: Orang normal tidak melihat adanya ledakan
Dalam sebuah wawancara, Alex Wallerstein — seorang sejarawan sains — menyoroti bahwa film tersebut terutama berfokus pada para ilmuwan dan personel militer yang menonton Uji Trinitas pada jarak yang berbeda. Namun, kecemerlangan nyala api, suara ledakan, dan dampak gelombang ledakan sangat signifikan dan bahkan menghancurkan jendela di kota-kota terdekat. Pemerintah diduga menanam cerita dan menyangkal adanya cedera.
Inkonsistensi #3: Bom digunakan untuk menghindari invasi Jepang
Menurut Wallerstein, film tersebut menggambarkan bahwa bom dijatuhkan di Jepang sebagai cara untuk menghindari invasi negara, yang menurutnya merupakan "representasi diskusi sejarah yang tidak akurat pada saat itu". Wallerstein menyoroti bahwa ide ini adalah rasionalisasi pascaperang yang dibuat kemudian. Sebaliknya, fisikawan Karl T Compton menulis pada bulan Desember 1946 bahwa menjatuhkan bom adalah "perjudian yang diperhitungkan".