'Cycle' di Netflix—sebuah kisah menyentuh tentang kebaikan murni yang mengharukan
Apa ceritanya
Prakash Kunte menahkodai sebuah drama tentang kehidupan berjudul 'Cycle' di Netflix adalah ramuan drama yang dapat menguras emosi penonton serta menyentuh ke dalam hati sanubari denga sangat rapi.
Sangat sederhana namun efektif dan beresonansi secara emosional tanpa melodramatis, film ini memiliki ciri-ciri seperti film yang dipikirkan dengan matang dengan karakter yang kuat.
Dengan penceritaannya yang tidak rumit dan jujur membuat Anda tersenyum begitu adegannya mulai bergulir.
#2
Film ini bercerita tentang Keshav, dan sepeda kesayangannya
Drama bertempo cepat ini berlatarkan tahun-tahun awal pasca kemerdekaan India ketika negara dan warganya menemukan suara baru.
Film ini bercerita tentang Keshav, seorang peramal yang bersemangat dan sangat dihormati di desanya dan tempat-tempat sekitarnya.
Dia bukan orang biasa dan diselamatkan dengan tampilan yang tidak mencolok berkat sepeda kesayangannya, yang diberikan oleh kakeknya.
#3
Penyangkalan akan pemahaman kondisi yang seharusnya tidak dapat dipahami
Saat film dimulai, kita akan disuguhkan sebuah kalimat, "Film ini berlatar waktu ketika orang-orang tidak bersalah." Sebuah pesan moral yang baik yang dimasukan ke dalam film, mengingatkan kita bahwa berbuat kebaikan seharusnya tidak sesulit itu, laksana mencari jarum di tumpukan jerami.
#4
Sinematografi mundur, membawa kita kembali ke masa lalu
Salah satu poin pertama yang menonjol adalah latar pasca-kolonial — film ini dengan jelas melukiskan gambaran zaman yang telah berlalu.
Dengan rumah megah, ladang hijau nan subur, dan kehidupan tanpa teknologi yang berlebihan, sinematografinya menyuguhkan kita sebuah momen untuk kembali ke masa lalu.
Hal ini menyatu baik dengan plotnya: seperti saat ini, kebaikan juga sudah tidak ada lagi.
#5
Mengangkat beberapa tema, tanpa menghancurkan filmnya
Aspek lain yang patut diperhatikan adalah cara mengangkat beberapa tema yang sangat bagus: hubungan ayah dengan anak, takdir melawan kehendak diri, dilema moral, kebingungan etika, dan yang paling penting, seluruh warga desa bertindak sebagai laksana keluarga besar.
Seluruh drama dibumbui dengan tema-tema seperti itu, dan semuanya menonjol secara individual karena film tersebut tidak bercita-cita untuk mendorong pesan yang tidak perlu ke pikiran kita.
#6
Terkadang, tidaklah salah mencintai sebuah benda
Sang protagonis, Keshav, sangat mencintai sepedanya seolah-olah itu adalah anaknya sendiri, seolah-olah benda mati itu adalah anggota keluarga lain yang harus dapat perhatian khusus.
Kepedihan ini, sangat mengharukan karena : jatuh cinta dengan benda yang berharga dan menghormatinya dengan sepenuh hati.
Tidak semua cinta butuh dibalas, tetapi apakah itu pada akhirnya penting?
#7
Mempertanyakan apa sebenarnya arti 'baik' dan 'buruk'
'Cycle' berusaha untuk menyampaikan poin bahwa baik dan jahat tidak selalu didefinisikan secara kaku, mereka membedah dua hal ini lebih luas dari sudaut pandang biasanya.
Cara pandang film ini akan "kejahatan" juga aneh. Dalam satu adegan, yang baik dan yang buruk saling berhadapan, tetapi interaksi dan pertemuan mereka akan menentang semua gambaran yang kita ketahui tentang "pahlawan" dan "penjahat".
#8
"Cycle' adalah pelajaran tentang kemanusiaan, kasih sayang, dan kebaikan
'Cycle' tidak pernah terburu-buru untuk menjajakan babak terakhir — ini adalah film yang percaya diri dan yakin tentang alur yang ingin diambilnya.
Hal itu mengingatkan kita bahwa tindakan kebaikan dapat membuat orang terkejut, tetapi betapapun busuknya seseorang di luar, mereka mampu menubus kesalahannya.
"Kebaikan itu seperti sihir," kata seorang karakter. Apa ada cara yang lebih baik untuk mengatakan hal tersebut?