Film-film berikut adalah contoh klasik perfilman minimalis
Sinema minimalis adalah bentuk seni yang menganut kesederhanaan, menghilangkan semua hal yang tidak perlu untuk fokus pada inti penceritaan, pengembangan karakter, dan komposisi visual. Dengan melakukan hal tersebut, sering kali film ini menciptakan narasi yang kuat dan bergema, meninggalkan kesan abadi melalui estetika yang dipreteli. Lima film berikut adalah contoh utama bagaimana minimalisme dapat menciptakan pengalaman sinematik yang berdampak dan bertahan lama.
'Locke'
Locke (2013), disutradarai oleh Steven Knight, adalah film yang sepenuhnya berlatar di dalam mobil. Tom Hardy berperan sebagai Ivan Locke, seorang pria yang hidupnya mulai hancur karena serangkaian panggilan telepon dalam satu perjalanan malam. Latar minimalis memperkuat ketegangan emosional cerita dan menyoroti kemampuan akting Hardy yang kuat, saat ia sendirian membawakan narasi film tersebut.
'My Dinner with Andre'
My Dinner with Andre (1981) adalah film yang disutradarai oleh Louis Malle yang mengisahkan keseluruhan percakapan antara dua orang sahabat di meja makan. Karya eksperimental ini luar biasa karena kesederhanaannya, berfokus pada dialog untuk mengungkap tema-tema filosofis yang kompleks tentang kehidupan dan luasnya pengalaman manusia, semuanya dalam batas-batas satu latar restoran.
'Blue Jay'
Blue Jay (2016), disutradarai oleh Alex Lehmann, menampilkan Mark Duplass dan Sarah Paulson dalam narasi yang menyentuh. Film hitam-putih ini menggali kembali nuansa romansa masa lalu dalam satu hari. Dengan latar kota kuno dan fokus hanya pada dua karakter, gaya minimalis film ini memberikan jendela yang sangat pribadi ke dalam dunia emosional karakter yang rumit.
'The Survivalist'
The Survivalist (2015), disutradarai oleh Stephen Fingleton, berlatarkan dunia pasca-apokaliptik. Dialog yang jarang dan bingkai-bingkai penting menceritakan kisah kelangsungan hidup, dengan fokus pada tiga karakter yang terikat oleh keheningan yang menegangkan dan interaksi yang jarang. Pendekatan minimalis menggarisbawahi ketahanan umat manusia dan intensitas perjuangan mereka untuk bertahan dalam realitas yang terpinggirkan, di mana setiap momen sarat dengan makna.
'All Is Lost'
All Is Lost (2013), disutradarai oleh J.C. Chandor, menampilkan Robert Redford sebagai seorang pelaut yang berjuang sendirian melawan laut. Film ini menonjol karena dialognya yang minim dan ketiadaan karakter tambahan, dengan fokus pada penampilan Redford dengan latar belakang lautan yang luas. Perjuangannya untuk bertahan hidup, yang disampaikan melalui tekad diam-diam, merupakan contoh pendekatan penceritaan minimalis dalam film tersebut.