
Mercedes-Benz meningkatkan keselamatan kendaraan dengan menabrakkan mobil pesaingnya
Apa ceritanya
Mercedes-Benz meningkatkan permainannya dalam keselamatan kendaraan dengan melakukan uji tabrak terhadap mobil dari merek pesaing.
Dengan melihat performa kendaraan lain dalam uji tabrak, produsen mobil Jerman ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan modelnya sendiri dan mempertahankan statusnya sebagai yang terdepan dalam keselamatan otomotif.
Dalam perbincangan dengan Autocar, CEO perusahaan, Ola Källenius, menyampaikan bahwa pendekatan cermat perusahaan selama pengembangan memberikan keunggulan dibandingkan pesaing, terutama yang berasal dari Tiongkok.
1
Menguji tabrakan kendaraan pesaing adalah strategi yang unik
Källenius mengatakan bahwa Mercedes tidak hanya menguji kendaraannya sendiri melalui uji tabrak yang ketat tetapi juga kendaraan pesaingnya.
Taktik cerdas ini memungkinkan merek mewah Jerman itu mempelajari apa yang berhasil dan apa yang tidak terkait dengan keselamatan kendaraan.
Dengan mengambil contoh dari kejayaan dan kemunduran produsen mobil lain, Mercedes dapat melakukan perubahan desain dan meningkatkan fitur keselamatan pada modelnya sendiri, sehingga membedakannya dari pesaingnya.
2
Menghadapi persaingan Tiongkok dengan percaya diri adalah tujuannya
Mengenai munculnya kompetisi Tiongkok di Eropa, Källenius menyatakan keyakinannya pada kemampuan Mercedes untuk mempertahankan posisinya.
Dia menunjuk pada rekam jejak keselamatan perusahaan yang sudah lama ada dan dedikasinya terhadap pengujian menyeluruh sebagai faktor penting yang akan membuat perusahaan tetap terdepan dalam menghadapi penantang baru.
Selain itu, Källenius menyoroti bahwa produsen mobil tersebut menggelontorkan dana sebesar dua digit miliaran euro untuk kendaraan listrik generasi berikutnya guna menjamin lini produknya di masa depan dan memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
3
Antara bahan bakar listrik dan kendaraan listrik bertenaga baterai, efisiensi adalah kuncinya
Dalam wawancara tersebut, Källenius juga menyinggung potensi bahan bakar listrik sebagai alternatif kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV).
Namun, ia mencatat bahwa kendaraan listrik masih 70% lebih efisien jika mempertimbangkan keseluruhan proses produksi.
Agar bahan bakar listrik dapat digunakan, maka perlu dilakukan industrialisasi, namun ia tidak melihat hal ini akan terjadi dalam dekade ini.
Oleh karena itu, produsen mobil ini akan tetap fokus pada pengembangan dan peningkatan jajaran kendaraan listriknya.