Berkenalan dengan Airspeeder Mk3, mobil balap terbang elektrik pertama di dunia
Lupakan taksi terbang dan drone modern. Dunia sedang bersiap untuk balapan kecepatan tinggi di angkasa. Airspeeder yang dimiliki Alauda Aeronautics telah mengenalkan prototipe balap Mk3, yang digadang-gadang sebagai mobil balap terbang elektrik pertama di dunia. Saat ini perusahaan tersebut tengah membuat 10 pesawat listrik berkemampuan lepas landas dan pendaratan vertikal (eVTOL) ini yang akan segera berpartisipasi dalam gelaran balapan mobil terbang perdana di dunia.
Kendaraan mencerminkan desain yang mirip pesawat laut Spitfire
Menurut Kepala Desain, Felix Pierron, Airspeeder Mk3 mengusung bentuk yang melambangkan penggabungan antara mobil F1, helikopter, dan pesawat tempur. Wahana udara ini memiliki bagian depan berbentuk runcing yang elegan, terinspirasi oleh warisan desain pesawat laut Spitfire. Pesawat itu memiliki rangka dan badan berbahan serat karbon, delapan rotor, kokpit satu orang, dan mempunyai bobot 130 kg.
Dapat berakselerasi dari 0-100 km/j dalam waktu hanya 2,8 detik
Airspeeder Mk3 dapat mengangkut beban lebih dari 80 kg, sehingga membuktikan kelayakannya untuk balapan berpilot. Pesawat tersebut memuat mesin 429 hp yang memungkinkan wahana udara ini berakselerasi dari 0-100 km/j dalam waktu hanya 2,8 detik dan mencapai kecepatan tertinggi di atas 120 km/j.
Memiliki rasio dorong-berat yang lebih besar dari F-15E Strike Eagle
Mk3 bukan hanya lebih cepat dari kebanyakan mobil sport tetapi juga melampaui pesawat tempur. Pesawat ini mempunyai rasio dorong-berat sebesar 3,5, nyaris tiga kali lipat dari F-15E Strike Eagle, salah satu pesawat tempur paling canggih di dunia. eVTOL tersebut memiliki potensi belokan menukik yang cepat, berkat format oktokopter dan desain aerodinamis yang dimiliki. Pesawat ini menghasilkan daya gravitasi hingga 5G dan bahkan dapat bermanuver secara vertikal.
Waktu pit stop hanya 14 detik
Guna memfasilitasi pit stop yang cepat, para teknisi telah mengembangkan sistem 'meluncur dan mengunci' untuk mempersingkat pelepasan dan penggantian baterai saat di darat. Waktu pit stop kini berlangsung selama 14 detik dan kemungkinan lebih pendek lagi di masa mendatang. Pesawat ini menggunakan sistem pratabrakan berbasis radar serta LiDAR, yang menciptakan 'medan daya virtual' di sekitarnya demi memastikan balapan yang aman di udara.